Minggu, 12 Oktober 2008

Belajar dari Burung Hud-hud


Insyallah ini dalam rangka siri Tazkirah Mingguan, bermula dengan minggu ini dan seterusnya...jadi nonton blog saya bukan untuk suka2 aja...tapi untuk dapat ilmu akhirat juga...gimana?bisakan...

Akhi dan ukhti fillah


Kalau kita membaca Al-quran, kita akan sering mendapati kisah-kisah yang Allah paparkan. Kisah merupakan satu satu method mentarbiyyahkan ummat islam. Oleh kerana itu, kisah-kisah atau cerita-cerita itu bukan sekadar cerita, tetapi di sebaliknya terdapat hikmah dan pelajarannya bagi umat islam.


Diantara kisah yang ditayangkan dalam Al-quran adalah kisah burung hud-hud dengan Nabi Sulaiman a.s, seekor burung yang melakukan kerja dakwah tanpa menunggu perintah terlebih dahulu. Ia mengintai aktiviti suatu kaum yang dengan sebab kabar itulah, segolongan umat mendapat hidayah Allah dan masuk islam. ALLAH berfirman “ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata “ mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”. Maka tidak lama kemudian ( datanglah hud-hud), lalu berkatalah ia, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamua dari Saba’ suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar.” (An-Naml/27: 20-23)


Tindakan burung hud-hud janganlah dijadikan dalil untuk tasayyub(uncontrol), tetapi harus difahami dengan positif bahwa yang dilakukan burung hud-hud merupakan tindakan memanfaatkan furshah (peluang) untuk menjalankan misi dakwah. Dakwah yang diawali dengan mengetahui keadaan spiritual mereka. 


Burung hud-hud tidak keluar dari tujuan dan sasarannya, juga tidak melanggar prinsip-prinsip umum atau mengabaikan perintah lainnya yang lebih utama. Tetapi kisah tersebut menunjukkan bahwa pada diri prajurit tersebut terdapat ciri yaqzhah ( selalu alert our mission), diqqah (teliti) dalam beramal dan semangat untuk menyedarkan masyarakat. Juga menunjukkan bahwa pada diri pemimpin terdapat sifat dan sikap kontrol, ketegasan pemimpin dan penyelesaian persoalan anggotanya, sekecil apapun persoalan itu dan dilakukan oleh anggota serendah apapun levelnya.


Kecerdasan dan kecemerlangan berfikir burung hud-hud tersebut telah ia manfaatkan untuk mengambil kesempatan untuk mencari berita dan kabar suatu kaum kerana ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah islam kepada mereka, mengajak mereka mentuhidkan Allah serta dengan tindakan yang bijak, menunjukkan yang gemilang serta keberaniaan dalam mengemukan uzur (alasan).


Keberanian burung hud-hud untuk berbicara kepada Nabi Sulaiman a.s kerana kabar yang dibawa burung hud-hud merupakan kabar penting dan Nabi Sulaiman a.s belum mempunyai kabar tersebut. Kalaulah ia terlambat tanpa ada hal yang akan ia sampaikan,maka dengan kelemahan dari segala hal, maka ia tidak akan mampu untuk berbicara lantang di hadapan pemimpin.





Tidak ada komentar: